KANKER OVARIUM: PENYEBAB, GEJALA, CARA MENGOBATI DAN MENCEGAHNYA

kanker-ovarium-penyebab-gejala-cara-mengobati-dan-mencegahnya
KANKER OVARIUM: PENYEBAB, GEJALA, CARA MENGOBATI DAN MENCEGAHNYA

Kanker ovarium merupakan kanker yang umum menyerang wanita. Kanker ini terjadi akibat pertumbuhan sel dan jaringan yang ubnormal pada indung telur dan ovarium yang kemudian tumbuh menjadi kanker.

Ovarium merupakan organ reproduksi tempat sperma melakukan pembuahan yang akan menjadi janin di dalam rahim. Dengan begitu ketika ovarium mengalami masalah tentunya akan membuat seorang wanita sulit hamil atau memiliki keturunan.

Kanker ini menduduki peringkat ketujuh diantara kanker yang menyerang wanita. penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Hingga saat ini kanker jenis ini telah menyerang 250.000 wanita diseluruh dunia, bahkan menyebabkan 140.000 kematian per tahun.

Kanker ini banyak menyerang wanita pada masa menoupose yakni di usia di atas 50 tahun. Namun segala kelompok usia sebenarnya juga dapat terserang kanker ini hanya saja kasusnya tidak sebanyak wanita di atas 50 tahun.

Serangan kanker ovarium ini bisa dipicu dari berbagai hal baik yang dari dalam maupun dari luar. Salah satu penyebab kanker ovarium adalah peningkatan hormon. Kadar hormon esterogen yang lebih tinggi akan memicu pertumbuhan sel yang ubnormal yang akan menjadi kanker.

JENIS KANKER OVARIUM

Jenis kanker ini dikelompokkan berdasarkan lokasi awal perkembangan kanker, seperti berikut ini:

  1. Tumor epitelial : kanker jenis ini merupakan kanker yang paling banyak terjadi, dimana sel kanker muncul pada jaringan pembungkus ovarium
  2. Tumor stromal : kanker ini cukup jarang terjadi hanya sekitar 7 dari 100 kasus kanker biasanya. Dimana kemunculan kanker terjadi pada lapisan dimana sel-sel penghasil hormon
  3. Tumor sel germinal : kanker ini lebih cenderung menyerang wanita muda, dimana kanker berkembang pada sel-sel penghasil telur.

GEJALA KANKER OVARIUM

Pada stadium awal kanker ovarium belum menunjukkan gejala sehingga kanker ini lambat terdeteksi. Biasanya kanker terdeteksi saat kanker sudah menunjukkan gejala serius dan sudah menyebar di dalam tubuh.

Berikut ini beberapa gejala umum kanker ovarium:

1. PERUT KEMBUNG

Gejala kanker ovarium yang pertama adalah perut kembung. Perut kembung memang kerap kali dialami siapa saja sehingga banyak orang yangtidak menyadari adanya sel kanker di dalam ovariumnya. Penyebaran kanker yang terus terjadi maka perut kembung juga akan semakin sering dirasakan.

2. SAKIT PERUT

Selanjutnya, penderita kanker ini juga akan mengalami sakit perut akibat sel kanker yang terus menggerogoti ovarium. Sakit perut biasanya akan semakin sering dialami.

3. BERAT BADAN MENURUN

Segala jenis kanker akan menyebabkan tubuh kehilangan berat badan begitu juga dengan kanker ovarium akan membuat penderitanya mengalami penurunan berat badan. Salah satu penyebab turunnya berat badan karena nafsu makan yang juga menurun.

4. KONSTIPASI

Konstipasi ini berupa gangguan pada usus seperti susah buang air besar atau juga diare. Konstipasi ini kerap terjadi pada pasien kanker. Bahkan gejala ini sudah mulai dirasakan pada stadium awal.

5. SERING BUANG AIR KECIL

Gejala kanker ovarium bukan hanya terlihat dari perubahan pola buang air besar saja bahkan pasien juga akan terganggu saat buang air kecil. Pasien akan mengalami buang air kecil yang terus menerus.

6. SAKIT SAAT BERHUBUNGAN SEKSUAL

Gejala kanker ovarium juga akan menyebabkan nyeri ketika berhubungan intim.

Berikut ini gejala kanker ovarium yang lainnya:

  1. Perut bengkak
  2. Cepat kenyang
  3. Mual
  4. Pendarahan pada vagina yang tidak biasa
  5. Nyeri pinggang di tungkai bawah

PENYEBAB KANKER OVARIUM

Penyebab kanker ovarium hingga kini belum diketahui secara pasti namun beberapa faktor dapat meningkatkan resiko terserang kanker ini, berikut ini diantaranya:

  1. Usia : faktor usia di duga menjadi pemicu meningkatnya pertumbuhan sel yang ubnormal yang akan menjadi bibit semakin usia bertambah maka akan semakin beresiko terserang kanker ovarium. Kanker ini banyak menyerang wanita berusia di atas 50 tahun
  2. Genetik : jika keluarga memiliki riwayat penyakit kanker ovarium maka kamu memiliki 70% resiko terserang penyakit yang sama. Sebab mutasi genetik ini dapat diturunkan.
  3. Terapi pengganti hormon esterogen : penyebab kanker ovarium bisa karena terapi pergantian hormon dengan dosis tinggi yang dilakukan dalam jangka panjang.
  4. Tidak pernah hamil : wanita yang belum pernah hamil memiliki kadar hormon estrogen yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan resiko terserang kanker ovarium
  5. Menstruasi dini : seorang wanita yang mengalami masa menstruasi sebelum usia 12 tahun dan menoupose setelah usia 50 tahun besar kemungkinan terserang kanker ovarium
  6. Merokok : merokok dapat menyebabkan serangan berbagai penyakit berbahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa. Salah satu penyakit yang disebabkan kebiasaan merokok adalah kanker ovarium
  7. Menggunakan alat kontrasepsi IUD
  8. Menderita obesitas
  9. Menjalani terapi kesuburan
  10. Menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  11. Adanya polutan asbetos, talkum, dan polutan industri lainnya
  12. Diet tinggi lemak

DIAGNOSIS KANKER OVARIUM

Pada tahap awal dokter akan mendiagnosis pasien berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan keluarga, serta berbagai gejala yang dialami. Jika dokter melihat adanya tanda-tanda kanker ovarium maka pemeriksaan penunjang akan dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini:

  1. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) : USG dilakukan dengan tujuan melihat bentuk, ukuran dan struktur ovarium yang dilakukan dengan memeriksa perut bagian bawah serta organ reproduksi
  2. Pemeriksaan darah : semakin tinggi kadar CA 125 di dalam darah maka semakin mengindikasi kanker ovarium. Maka dari itu pengecekan darah dilakukan untuk mengukur keberadaan protein CA 125. Namun hasil dari tes ini bukan acua tunggal karena peningkatan kadar CA 125 bisa terjadi akibat kondisi lain. Selain itu ada juga kasus dimana penderita kanker ovarium tidak mengalami peningkatan kadar CA 125 dalam darah
  3. Pemeriksaan pada ahli ginekologi : pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adanya kista atau pembesaran ovarium
  4. Biospi
  5. Pemeriksaan CT Scan atau MRI jika diperlukan

STADIUM KANKER OVARIUM

Jika pasien telah dinyatakan positif menderita kanker ovarium, maka pemeriksaan lanjutan harus dilakukan untuk melihat tingkatan penyebaran kanker agar dokter dapat mengambil langkah pengobatan yang tepat. pemeriksaan ini bertujuan melihat seberapa parah kondisi tubuh yang digolongkan menjadi empat stadium seperti berikut ini :

Stadium 1: pada tadium 1 kanker belum menyebar ke organ tubuh lain masih berada pada salah satu atau kedua ovarium. Pada stadium ini kanker belum menunjukkan gejala

Stadium 2: kanker sudah mulai menyebar ke organ tubuh disekitarnya seperti ke jaringan sekitar panggul atau rahim

Stadium 3: penyebaran kanker sudah semakin meluas hingga ke organ yang lebih jauh seperti selaput perut, permukaan usus, serta di kelenjar getah bening sekitar perut dan panggul

Stadium 4: pada tahap ini kanker sudah memasuki stadium akhir sehingga pengobatan dilakukan bukan lagi untuk mengobati penyakit namun untuk mengurangi gejala kanker ovarium dan berupaya memperpanjang usia. Kanker ini sudah menyebar ke ginjal, hati, dan paru-paru.

PENGOBATAN KANKER OVARIUM

Setelah melihat kondisi kanker ovarium berdasarkan stadium maka langkah pengobatan harus segera dilakukan. Selain melihat dari stadium, pengobatan juga dilakukan berdasarkan kondisi kesehatan dan keinginan pasien untuk memiliki anak. Berikut beberapa langkah pengobatan yang diambil pada pasien, seperti:

OPERASI

Pegobatan kanker ovarium bisa dilakukan dengan jalan operasi. Operasi yang dilakukan pada stadium awal hanya dilakukan pengangkatan salah satu ovarium saja sehingga harapan memiliki anak masih ada.

Diagnosa lambat membuat kanker sudah menyebar sehingga pengangkatan kedua ovarium harus dilakukan sehingga pasien tidak bisa memiliki keturunan lagi. Selain itu pengangkatan juga dilakukan pada tuba falopi, rahim serta omentum atau jaringan lemak dalam perut.

Selain itu pengangkatan juga bisa melibatkan pengangkatan kelenjar getah bening pada rongga perut dan panggul untuk mencegah penyebaran kanker lebih luas lagi.

KEMOTERAPI

Setelah menjalani operasi bukan berarti pengobatan selesai sampai disini masih ada jadwal kemoterapi yang menunggu yang bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Tentunya dokter akan mengawasi kondisi kesehatan pasien dan respontubuh terhadap obat serta keefektifan obat.

Selain pada penderita kanker yang selesai menjalani operasi, kemoterapi juga bisa dilakukan pada pasien sebelum menjalani operasi yang bertujuan untuk memperkecil tumor sebelum melakukan pengangkatan. Cara ini biasa dilakukan pada pasien kanker stadium lanjut.

Kemoterapi yang dilakukan sebagai upaya pengobatan tentunya bukan hanya menunjukkan hasil yang yang baik tapi juga menunjukkan efeksamping bagi tubuh seperti tidak nafsu makan, mual, muntah, rambut rontok, lemas dan meningkatkan resiko infeksi.

RADIOTERAPI

Radioterapi bertujuan membunuh sel-sel kanker menggunakan radiasi dari sinar X. Pengobatan ini bisa dilakukan setelah atau sebelum operasi. Pengobatan ini bisa memberikan efeksamping bagi tubuh seperti rambut rontok, mual, muntah, dan lemas

CARA MENCEGAH KANKER OVARIUM

Dari pada kita kesulitan melakukan pengobatan ada baiknya kita lakukan beberapa hal yang dapat mencegah serangan dari kanker ovarium. Setidaknya langkah pencegahan ini dapat menurunkan resiko terserang kanker tang berbahaya ini. Berikut beberapa langkah yang bisa anda lakukan seperti :

  1. Hindari penggunaan alat kontrasepsi IUD. Sebagai pilihan anda bisa menggunakan kontrasepsi pil KB. Cara ini terbukti dapat menurunkan resiko terserang kanker ini hingga setengahnya
  2. Lakukan pola hidup sehat seperti olahraga teratur dan hindari kebiasaan meroko serta minuma beralkohol
  3. Konsumsi makanan sehat yang kaya nutrisi seperti perbanyak buah dan sayur organik
  4. Menjalani kehamilan dan menyusui

CARA MENCEGAH KANKER OVARIUM

Karena penyebabnya yang belum diketahui, pencegahan kanker ovarium pun tidak bisa dilakukan secara pasti. Namun ada beberapa hal yang bisa menurunkan risiko seseorang terkena kanker ini. Langkah-langkah tersebut meliputi:

  1. Menggunakan kontrasepsi dalam bentuk pil selama lebih 10 tahun. Langkah ini terbukti dapat mengurangi risiko kanker ovarium hingga separuhnya.
  2. Menjalani kehamilan dan menyusui.
  3. Menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari obesitas Contohnya adalah berolahraga secara teratur serta meningkatkan konsumsi serat seperti buah dan sayuran.

Pada wanita yang memiliki risiko tinggi terkena kanker ovarium, operasi pengangkatan ovarium dan tuba falopi sebelum terkena kanker juga dapat dilakukan guna meminimalisir risiko. Prosedur ini biasanya dianjurkan pada usia 35 hingga 40 tahun, bagi mereka yang sudah memutuskan untuk tidak memiliki keturunan lagi. 

Cek informasi tentang kesehataan lainnya hanya di www.ceksehat.com